Sabtu, 06 September 2008

Cara Mudah Mensyukuri Nikmat

Ingat ketika Saya masih di SD yang ada hanya rasa senang. Karena semua kebutuhan sudah disediakan oleh orang tua.

Berangkat ke sekolah tidak beralaskan kaki pun terasa nikmat yang ada hanya bermain. Pokoknya bahagia dan damai rasanya .

Akan tetapi setelah memasuki jenjang pendidikan lebih tinggi perasaan bahagia itu mulai berkurang. Karena bertambahnya usia, tanggung jawab.

Kadang-kadang Anda langsung dihadapkan dengan realitas kehidupan dan Anda harus menerima itu

Anda berkeinginan masuk kedokteran tetapi Anda tidak diterima.

Anda berkeinginan memiliki sepeda motor apadaya orang tua tidak mampu membelikan.

Anda ingin memiliki istri yang pandai, cantik dan beriman namun belum kesampaian.

Anda ingin memiliki usaha akan tetapi sampai saat ini hasilnya belum sesuai harapan .
Anda belum memiliki pekerjaan sudah melayangkan surat lamaran beratus ratus surat namun belum juga ada yang memangil

Anda sudah menikah lama namun Allah belum berkenan memberikan buah hati

Dan masih banyak lagi

Ya itulah kenyataan hidup tergatung dari Anda menyikapinya.

Kalau Anda tidak menerima kenyataan itu atau Anda melawan akan membuat perasaan kecewa ini lebih mendalam.

Bila Anda menerima bahwa itu adalah sebuah kenyataan hidup .

Situasi itu membuat psikis kita tidak merasa terbebani. Ya barang kali belum saatnya Anda memiliki apa yang Anda inginkan.

Pada intinya terimalah kenyataan hidup itu sebab dengan begitu langkah kita ke depan terasa lebih ringan.

Yang lebih penting lagi optimalkan usaha yang sedang Anda kerjakan sambil Anda terus berikhtiar.

Jika Anda sudah lakukan itu hasilnya tinggal menunggu waktu.

Rejeki itu akan datang langsung ke Anda , melalui istri Anda atau melalui anak-anak Anda. Kalau Anda orang beriman Anda mesti percaya.

Hari sabtu di bulan Agustus betul-betul hari berkah buat saya dan istri.

Sudah 3 tahun setiap tanggal 17 Agustus saya selalu mendapatkan kehormatan utuk mengikuti upacara bendera di Istana Merdeka.

Saya tidak pernah membayangkan sebelumnya bisa melihat upacara itu.

Waktu masih di sekolah dasar saya hanya bisa mendegarkan melalui radio RRI setiap Upacara 17 Agustus berlangsung.

Sungguh suatu anugerah yang tidak ternilai buat saya pribadi dan istri.

Di minggu berikutnya saya baru saja bertemu mantan duta besar, guru besar ilmu komunikasi.

Dan juga salah satu anggota tim penentu bila seseorang akan mendapatkan gelar profesor,belum lama ini baru saja mengislahkan Muzadek ke ajaran Islam yang benar.

Saya mendapatkan pelajaran beliau yaitu untuk tetap tampil segar jangan pernah kita sirik pada orang lain.

Yang luar biasa dari beliau adalah penampilan yang begitu tenang dan menyejukkan.

Berikutnya adalah saya mendapatkan undangan nikah kerabat saya yang setiap ada kegiatan ke luar selalu beliau yang mengantarkan.

Saya tidak menyangka beliau yang berprofesi sebagai seorang driver dan memiliki 5 anak mampu mengatarkan anak-anaknya sampai perguruan tinggi.

Anak yang sekarang dinikahkan adalah putri yang ketiga. Mereka menikah setelah lulus dari PT dan sudah bekerja.

Apapun profesi Anda kalau kita dapat mensyukuri apa yang sudah kita dapatkan. Niscaya Allah akan menambah nikmat yang berlipat lipat ganda.

Tidak ada komentar: