Minggu, 31 Agustus 2008

Red Ocean GSM Seluler

Sungguh luar biasa jumlah operator layanan GSM bagai cendawan di musim hujan.

Untuk mendapatkan pelanggan sebanyak-banyaknya berbagai hadiah menarik ditawarkan. Seperti sms perkarakter dengan biaya hanya Rp. 1 rupiah.

Bahkan ada operator pendatang baru menawarkan setiap kita mendapat telpon akan mendapatkan bonus 100 rupiah dan bisa Anda pergunakan menelpon ke semua operator.

Pertarungan yang seru itu dapat Anda jumpai lewat berbagai media seperti brosur, koran dan televisi.

Saat ini memang khususnya untuk kalangan menengah ke bawah mudah tergoda dengan obralan janji bonus dan harga murah.

Itulah kelemahannya konsumen kita .

Kelemahan tersebut benar-benar dimanfaatkan oleh operator GSM.

Untuk mendulang keuntungan tanpa memberikan kualitas garansi bagi konsumen.

Seperti pepatah mengatakan habis manis sepah dibuang itulah perilaku operator GSM. Tetapi Tidak semuanya operator jumlahnya banyak

Kalau Anda amati khususnya para operator GSM untuk sekmen menengah ke bawah lebih pada permainan harga bukan pada kualitas layanan.

Kondisi pasar yang ada saat ini sudah boleh dikatakan jenuh.

Jika Anda amati Ada pendatang baru agar dapat bersaing dengan yang sudah ada.

Cara yang mereka gunakan langsung banting harga se murah murahnya sehingga akan mengacaukan situasi pasar. Kondisi itu sifatnya hanya sementara.

Karena kondisi pasar sudah begitu sesak dan sulit untuk mendapatkan konsumen baru.

Maka saat ini strategi yang diterapkan baik operator lama maupun baru memanfaatkan kelemahan konsumen dari murahnya harga,

Pasar yang ada saat ini seperi sikut sikutan atau gontok gontokan untuk mendapatkan konsumen.

Untuk mendapatkan 1 konsumen baru harus berdarah darah. Anda bisa melihat lewat tayangan berbagai media berbagai penawaran bonus pokoknya iming iming lepas kendali

Mungkin kalau saya sebagai pemilik operator GSM saat ini pusing tujuh keliling dan harus siaga 24 jam penuh untuk mengotak atik harga

Sudah bisa ditebak yang akan keluar sebagai pemenang adalah operator GSM yang tidak perlu menawarkan bonus secara BOM bastis.

Mereka adalah yang dapat memberikan kepuasan pelanggan dari sisi kualitas jangkauan layanan berbeda dengan yang lain.

Sekali lagi harga bukan menjadi patokan utama.

Dengan deregulasi telekomunikasi , maka para pesaing baru memasuki pasar dan normalnya adalah kompetisi harga dan perlombaan teknologi. Hasil yang didapat adalah peningkatan biaya, sementara pemasukan perpengguna turun.

Contoh i-mode dari Jepang NTT-DoCoMo yang diluncurkan pada 1999. layanan i-mode mengubah cara berkomunikasi dan cara mengakses informasi di Jepang.

Awalnya kenapa orang berhilir mudik dalam memakai telepon seluler dan internet.

Dengan mendobrak pasar yang berdarah darah caranya melihat keunggulan kompetitor.

Hasilnya menciptakan pasar berupa transmisi nirkabel bukan hanya suara, data dan gambar.

NTT DoCoMo mencari keungulan khas internet dengan telepon seluler dan sebaliknya.

NTT DoCoMo memecahkan dilema pertukaran antara dua alternatif ini, bukan dengan cara menciptakan teknologi baru.

Tetapi dengan melihat kelebihan-kelebihan penting baik yang dimiliki internet dan telepon seluler maupun sebaliknya.

Hasilnya dari data baik telepon seluler standar PC tidak pernah bersaing dengan kurva nilai divergen i-mode.

Layanan i-mode ini tidak sekedar merebut konsumen dari pesaing.

Layanan ini secara dramatis membuat populasi tua dan muda serta konsumen yang tadinya hanya memakai layanan suara menjadi konsumen yang juga menggunakan transmisi data.

Tidak ada cara yang lain untuk mengubah pasar dari tidak bersahabat menjadi bersahabat perlu dikembangkan

1. Menciptakan pasar yang belum ada pesaingnya

2. menjadikan kompetisi tidak relevan

3. menciptakan dan menangkap peluang baru

4. medobrak pertukaran nilai –biaya

5. memadukan keseluruhan sistem kegiatan perusahaan dalam mengejar diferensiasi dan biaya rendah





Tidak ada komentar: