Jumat, 10 Juli 2009

Guru Wirausaha

Satu minggu yang lalu saya pulang kampung menemani istri mengantar muridnya karyawisata ke Bantul yogakarta. Pada hari ke dua saya dan istri mampir di toko batik langanan. Karena masih pagi toko belum buka, tetapi pemiliknya sudah ada, yang belum datang adalah pelayanan toko. Sambil menunggu pelayanan datang saya dan istri dipersilahkan masuk untuk melihat dan memilih batik.


Sambil menunggu istri memilih batik saya menyempatkan ngobrol dengan bapak pemiliki toko batik . Saya menjadi ingat saat masih SMP diminta membeli minyak tanah. Penampilan pak Dirjo masih sama dan masih setia mendampingi istri berjualan. Kalau dulu berjualan kelontong dan kain batik. Saya lihat saat ini lebih fokus menjual batik.


Yang menarik menurut saya adalah saya bisa mengobrol dengan pemiliki batik Pak Dirjo Sugito. Beliu dari saya masih anak-anak sampai sekarang masih konsisten menjadi seorang pengusaha batik. Beliu dikenal sebagai seorang guru Wirausaha buat putra putrinya. Terbuti saat ini beliu berhasil melakukan inovasi.


Pada mulanya menjual kain batik saat ini sudah berkembang menjadi semacam galeri batik. Kalau saya amati beliu sudah menemukan ceruk pasar yang benar benar mendatangkan keuntungan. Mengapa begitu karena hampir tiap hari tokonya penuh dengan pengunjung baik dari dalam kota maupun luar kota.


Setelah selesai memilih baju batik saya keluar melanjutkan mengobrol dengan pak Dirjo Sugito. Beliu teryata kenal baik dengan ( alm) nenek saya . Beliu menanyakan tempat tingal saya dan juga bercerita kegiatan wirausaha yang sudah beliu tekuni sampai saat ini. Dari awalnya satu toko batik saat ini kata beliu bercerita sudah memiliki cabang di Jakarta, Bali, Yogyakarta, masing-masing dibawah pengelolaan putra-putrinya.


Saya dengar dari beliu berkat kegigihan mengembangkan usaha batik dengan motto “PANTANG MENYERAH.” Pasar yang berada disebelahnya rencananya akan dipindah ketempat yang baru. Tempat itu nantinya akan khusus peruntukan pusat kerajinan batik.


Kalau melihat dan mengamati perjalana sang guru Wirausaha boleh saya sebut “tak lapuk dimakan jaman .” Kegigihan usaha yang beliu jalankan konsisten dengan tetap berjualan batik. Banyak orang ingin memiliki usaha, baru satu atau dua tahun sudah berganti usaha lain.


Kalau melihat sang Guru Wirausaha tidak ada kata bosan.Yang ada sikap optimas apapun yang mereka lakukan yakin akan menemukan KEBERHASILAN.Untuk berhasil butuh waktu sehingga hanya yang ulet,gigih, pantang menyerah keluar sebagai pemenang

1 komentar:

Bang Iman mengatakan...

memang benar2 membutuhkan konsistensi/ketekunan dalam ber wirausaha untuk bisa sukses. salut buat pak dirjo. trims for the posting.


http://ayo-wirausaha.blogspot.com/